Cakrawala Merah, Jakarta – Dua orang pemandu Pameran Tunggal Arkiv Vilmansa di Galeri Nasional, yakni Nunik dan Musthafa menarasikan berbagai koleksi unik seniman kontemporer tersebut, berupa kehidupan monster di dasar laut yang super dalam.
Tapi monster-monster tersebut tetap tangguh bertahan di tengah suasana penuh tekanan. Bagaimana tidak, monster seperti seperti cumi, gurita, manta ray, gurita, cumi-cumi sampai anemone bertahan pada kedalaman 400 – 1000 meter di dasar laut.
“Senimannya melihat laut penuh misteri, deep ocean yang tidak pernah kena sinar matahari. Kondisi gelap gulita, tapi sebaliknya makhluk berupa binatang bisa terang benderang dan transparan. Monster laut adaptif, menyesuaikan kegelapan pada kedalaman ratusan meter,” kata Nunik
Hal yang sama, diutarakan Musthafa mengenai berbagai sculpture monster laut yang dipamerkan, menarasikan kebenaran adanya misteri biota laut.
Salah satu koleksi yang dipamerkan, sebuah karakter monster dengan warna hitam putih. Selain, ada anemon laut (Actiniaria), hewan dari kelas Anthozoa yang sekilas terlihat seperti tumbuhan, tetapi jika diamati lebih jauh, anemon laut merupakan jenis hewan.
“Anemone seperti cacing laut di terumbu karang, biasanya hidup dengan spesies clownfish, yaitu nemo” ungkapnya.
Hal ini mengingatkan tentang sebuah film animasi anak yang dirilis pada Mei 2003 mengenai nemo, dan memikat jutaan penonton di seluruh dunia. Alur ceritanya menghibur dan visualnya cukup bagus.
“Tapi nemo yang dipamerkan disini, di Galeri Nasional, lebih pada misteri deep sea yang gelap gulita, tapi tangguh. Maknanya, hewan di dasar laut saja bisa tetap tangguh, sehingga manusia yang setiap hari masih bisa merasakan hangatnya sinar matahari dan terang benderang, harus lebih tangguh,” pungkas Musthafa.(Red/Ly/ymn)