Sajian Kopi Tubruk Spesial KKSI ke-17 Hangatkan Suasana

Spread the love

Cakrawala Merah, Lampung – Panitia Kontes Kopi Spesialti Indonesia (KKSI) ke-17 di Bandar Lampung, mendapat apresiasi positif dari para peserta karena menyisipkan suguhan jenis kopi tubruk dalam kontes tersebut, walaupun hanya sebatas untuk ‘pemanis’ suasana karena jenis industrinya berbeda satu sama lain. Kopi special, sering dinilai dengan mutu tertinggi, biasanya berasal dari kopi perkebunan khusus. 

“Kami mau KKSI tahun ini lebih bervariasi, sehingga kami sisipkan lomba kopi tubruk, latte art dan ragam tekniknya,” Tim SKA Coffee Fest KKSI ke-17″ kata Steven Fernanda Soesilo kepada Redaksi. 

Agenda utama KKSI lebih mengedepankan apresiasi terhadap kopi special, serta upaya peningkatan mutu terbaik Nusantara. Acara terselenggara atas kolaborasi Pranoto Soenarto Foundation, Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, serta berbagai stakeholder kopi nasional seperti produsen kopi SKA. Top 10 Finalist KKSI 2025, antara lain kategori Arabika Wash, Arabika Natural, dan Robusta. 

“KKSI sudah berjalan sampai 17 kali penyelenggaraan, setiap tahun. Sehingga panitia juga berharap ada peningkatan kopi spesialti, dan industry kopi secara umum,” kata Steven Fernanda Soesilo.

Proses final dilaksanakan di Lampung, proses seleksi sampai dengan 20 besar dilaksanakan di laboratorium uji citarasa kopi, Pusat Penelitian Kopi dan Kakao (Puslitkoka) Indonesia di Jember, Jawa Timur.

Jumlah sampel yang diterima 651 sampel terdiri dari 158 Arabika Wash, 185 Arabika Natural dan 308 Robusta. Petani antusias mengirim sample untuk diikutsertakan pada cupping (cicip aroma, rasa, dan kualitas kopi secara profesional maupun untuk pecinta kopi rumahan). Meskipun semua sample kopi tentunya tidak semuanya bisa ditentukan sebagai pemenang cupping. 

“Ada sekitar 651 sample dikurasi Puslitkota, juri cupping menentukan hanya lima sample terbaik Robusta, lima terbaik Arabica. Pada tahap semi final, tersaring 20 kopi, lalu tersaring 5 kopi sebagai finalis,” kata Steven Fernanda Soesilo.

Di tempat yang sama, Zulfikar dari panitia menilai peran Kementerian Perdagangan (Kemendag) semakin signifikan untuk meningkatkan kapasitas volume dan value kopi yang baik untuk pasar ekspor maupun dalam negeri. Kemendag melalui ditjen Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) melihat langsung partisipasi petani kopi pada KKSI. Para petani juga merasakan manfaatnya, karena harga beli kopinya, dari Rp 20.000 naik menjadi Rp 70.000 per kilo. 

Pemenang kontes kopi, mendorong buyer bisa mencari langsung produsen (petani). Pada Trade Expo Indonesia di ICE BSD (15 – 19 Oktober 2025), ada permintaan (tinggi) kopi dari foreign buyers. Sehingga Kemendag berkomitmen untuk fasilitasi dengan menyediakan hall khusus untuk komoditas kopi.

“TEI tahun depan, ada komitmen Kemendag untuk lebih intens mengembangkan kopi, dengan menyediakan hall khusus pada TEI 2026. Faktanya juga, dari 2300 desa ekspor di Indonesia, 600 di antaranya desa yang banyak pengekspor kopi,” pungkas Zulfikar optimis. (Red/Ly/Yn)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *