Satria Masman  : Penggunaan Lampu Pemikat Ikan Mampu Tingkatkan Hasil Tangkapan

Spread the love

Cakrawala Merah, Jakarta – Seorang CEO Perusahaan manufaktur di bidang kelautan, Immanuel Satria Masman menilai urgensi peralihan dari lampu petromaks, lampu bohlam (metal-halide lamp) ke lampu pemikat yang efektif mampu memikat dan mengkonsentrasikan kawanan ikan. 

Menurutnya, Lampu pemikat, selain menghemat bahan bakar juga meningkatkan hasil tangkapan ikan.

“Dengan lampu pemikat, kosentrasi kawanan ikan di laut akan memilih tempat yang lebih terang, sehingga otomatis hasil tangkapan akan lebih banyak,” ujarnya

Satria juga mengungkap bahwa kegiatan penangkapan ikan dengan menggunakan lampu LED bawah air semakin lama semakin beralih dengan teknologi yang lebih canggih untuk memikat ikan. Distribusi kawasan ikan dan respons sel kon pada retina ikan tertentu, misalkan selar, kembung, cumi dan lain sebagainya.

Sama halnya dengan bagan tancap, kegiatan penangkapan ikan lebih efisien dan efektif dengan lampu pemikat. Konsentrasi kawanan ikan seperti mengikuti cahaya pada lampu termasuk warnanya. Nelayan bagan tancap dan kapal ikan dengan lampu pemikat yang efisien dan hemat energi semakin meningkat.

“Kami sebagai produsen, melihat volume penjualan lebih pada kapal ikan. Waktu bulan purnama, ikan menyebar. Bulan gelap, baik nelayan kapal maupun nelayan bagan butuh lampu pemikat lebih banyak lagi. Kapal berpindah-pindah, termasuk waktu tidak ada bulan purnama lagi,” imbuh Imanuel Satria Masman.

Nelayan  yang masih menggunakan  lampu petromaks, bohlam pada umumnya memerlukan waktu  yang  lebih  lama  untuk menarik ikan berkumpul ketimbang lampu yang lebih spesifik.  Selain, ada inefisiensi terutama karena  sebahagian  cahaya  akan  diserap  oleh udara. Untuk  itu  diperlukan  modifikasi  terhadap  lampu  yang dapat  diletakan  di  dalam  air  atau underwater  lamp. 

Penggunaan  sumber  cahaya  dalam  air lebih efisien karena tidak ada cahaya yang hilang, waktu yang diperlukan untuk mengumpulkan ikan lebih sedikit.

“Penggunaan lampu kami, disesuaikan dengan tonase dan volume kapal. Selama ini kami sudah memasarkan di Muara Angke Jakarta, Bitung, Cilacap, Tuban, Pekalongan, dan lain sebagainya. Jumlah rata-rata (penggunaan lampu pemikat) mulai dari 15 sampai 90 GT. Semakin besar tonasenya, semakin bertambah titik lampunya,” pungkas Satria menutup perbincangan dengan redaksi. (Red/Ly/Ymn)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *