Konfrensi Perempuan Partai Buruh : Politik Jalan Pembebasan Perempuan

Spread the love

Jakarta,CKWM – Presiden Partai Buruh yang juga Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal menyampaikan, Partai Buruh akan memfasilitasi pelaksanaan Konferensi Perempuan Indonesia yang akan diselenggarakan di Gedung Joeang ’45, Menteng, Jakarta Pusat pada hari  ini Selasa, 7 Maret 2023.

Konferensi Perempuan diselenggarakan sebagai salah satu cara yang dilakukan Partai Buruh untuk menggali aspirasi perempuan Indonesia dari berbagai kalangan. Di mana dalam forum ini kaum perempuan akan membicarakan problem perempuan lintas sektor serta strategi, serta membahas agenda perjuangan kelas pekerja yang akan diusung bersama.

“Nantinya dari beragam aspirasi dan pandangan yang disampaikan di dalam konferensi akan dirumuskan dalam sebuah manifesto politik,” ujar Said Iqbal. Manifesto ini sebagai bentuk komitment dari perempuan Indonesia untuk berjuang bersama-sama.

Said Iqbal menyampaikan, “Partai Buruh memberikan perhatian besar terhadap isu perjuangan perempuan. Mengingat isu perempuan menjadi bagian dari platform perjuangan dari Partai Buruh.”

Tanpa bermaksud melebih-lebihkan, lanjutnya, semangat dari konferensi perempuan ini sebagai bentuk kelanjutan dari Kongres Perempuan Indonesia yang diselenggarakan pada tahun 1928, yang kemudian diperingati sebagai Hari Ibu (tanggal 22 Desember).

Dalam Konferensi Perempuan Indonesia beberapa hal yang akan dijadikan pokok bahasan antara lain penolakan perempuan Indonesia terhadap omnibus law Cipta Kerja, peran perempuan di Parlemen bukan hanya sebagai pajangan, memperkuat keterlibatan dan kepemimpinan perempuan dalam politik elektoral, hingga reforma agraria sejati untuk rakyat.

Adapun pembicara yang akan hadir antara lain Suciwati dari Omah Munir berbicara “Membangun kekuatan politik pengusutan pelanggaran HAM masa lalu”, Bivitri Susanti Akademisi STHI Jentera berbicara “Peran perempuan mengawal demokrasi”, Amalinda Savirani Akademisi Universitas Gajah Mada berbicara “Menguatkan perempuan sebagai penggerak perubahan”, Kalis Mardiasih sebagai penulis perempuan berbicara “Pentingnya menyuarakan hak perempuan lewat media sosial”, dan Marsini (Saudara Perempuan Marsinah) berbicara “Kekuatan buruh perempuan dalam penuntasan kasus Marsinah”, termasuk Najwa Shihab yang mengirim ucapan selamat terhadap pelaksanaan Konferensi Perempuan melalui video singkat yang akan diputar dalam konferensi.

Pembicara lain adalah Jacky dari Federasi Serikat Pekerja Bandara Indonesia berbicara “Membangun kepemimpinan perempuan kelas pekerja”, Yeni Rosa dari Perhimpunan Jiwa Sehat berbicara “Peran perempuan membangun politik inklusif”, Nani Kusnaeni dari Partai Buruh berbicara “Kepemimpinan perempuan kelas pekerja dalam politik elektoral”, Lita Anggraeni dari Jaringan Nasional Advokasi Pekerja Rumah Tangga berbicara “Merebut pengakuan politik PRT sebagai pekerja”, Rima Astuti dari Yasanti berbicara “Informalisasi tenaga kerja dan dampaknya bagi perempuan”, dan Ratih Kusuma dari Serikat Petani Indonesia berbicara “Politik perempuan agraria dan kedaulatan pangan”,

“Konferensi Perempuan Indonesia ini independen. Jadi apapun hasilnya nanti kami serahkan pada peserta konferensi,” kata Said Iqbal. Dia menegaskan, Partai Buruh dalam hal ini Bidang Perempuan hanya sebagai fasilitator saja. Bahkan sebagian pembicara yang hadir bukan anggota maupun pengurus Partai Buruh. Mereka hadir ke dalam konferensi atas keilmuan yang dimilikinya.(red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *