Gelar Dialog dan Doa Bersama, Warga Rusun Marunda, Haidar Alwi dan Tokoh Lintas Agama Tegaskan Pancasila Sebagai Jati Diri Bangsa

Spread the love

 

Jakarta,CakrawalaMerah – Doa merupakan senjata bagi orang beriman dan kaum tertindas dalam menghadapi berbagai persoalan, termasuk persoalan berbangsa dan bernegara.
Pancasila sebagai saripati ajaran luhur setiap agama di Indonesia, selama ini telah menjadi perekat bagi seluruh komponen bangsa dari berbagai latar belakang suku, ras, agama dan budaya.
Perkembangan intoleransi dan paham radikal di negeri ini menjadi ancaman serius bagi kedaulatan Indonesia dan setiap negara di dunia sehingga untuk membentengi bangsa ini dari berbagai ancaman perpecahan, Dr. R.Haidar Alwi,MT bersama Warga Rusun Marunda, Tokoh lintas agama, dan sejumlah organ menggelar dialog dan doa bersama pada Jumad (26/07) di Rusunnawa Marunda Jakarta Utara
Dihadapan warga, tokoh masyarakat dan tokoh lintas agama, R.Haidar Alwi, selaku tokoh Gerakan Anti Radikalisme, mengingatkan tentang bahaya intoleransi dan radikalisme serta pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan guna kedaulatan hingga kemajuan NKRI dan berharap kelak tidak akan ada lagi intimidasi dan diskriminasi terhadap kelompok dan agama apapun di Indonesia
“Radikalisme sudah tumbuh dan berkembang dimana-mana bahkan sangat berbahaya karena sekelas ASN, aparatur sipil negara dan karyawan BUMN sudah banyak yang terpapar radikalisme sehingga sebagai percontohan rusun yang paling majemuk ini menjadi contoh seluruh Indonesia bagaimana persatuan dan toleransi terjalin, dan ke depan tidak boleh ada lagi persekusi terhadap kaum tertentu agama tertentu” ujarnya
Pada kesempatan yang sama para tokoh lintas agama juga menyampaikan pernyataan dan pandangan terka
Perwakilan tokoh agama Hindu, Pande, mengatakan bahwa Pancasila adalah kepribadian bangsa Indonesia Pancasila adalah pandangan hidup Pancasila adalah dasar negara yang seharusnya memang mewarnai kehidupan kita menjadi landasan keseharian kita karena semua nilai-nilai yang ada dalam Pancasila itu itu adalah nilai-nilai yang sudah diturunkan oleh nenek moyang kita
Ustad Muhammad Yusuf, mengingatkan para hadirin tentang pentingnya doa bagi perjuangan dan pelindung bagi kedaulatan bangsa Indonesia.
“Ketika seseorang meminta kepada Tuhan langsung dari lisan diucapkan kepada Tuhan untuk meminta, itu adalah senjata bagi kita, senjata manusia adalah doa tanpa doa negara ini akan hancur tanpa doa jika pun akan musnah tanpa doa kita pun tidak ada di lainnya bahwasanya kita lihat sejarah bangsa Indonesia ini di buru oleh penjajah dari berbagai negara sehingga kita bersyukur dengan doa, Indonesia ini masih bisa tetap merdeka dan dijaga kemerdekaannya” ujarnya
Pendeta Manulang, mewakili agama Nasrani, mengatakan bahwa dalam Alkitab juga diajarkan untuk mendoakan kesejahteraab bangsa
“Dalam Alkitab dikatakan berdoa untuk kesejahteraan bangsa mu supaya kesejahteraanmu juga dapat. Jadi kalau kita berdoa untuk negara kita maka kita juga akan Sejahtera tadi sudah disampaikan oleh Bapak Haidar Alwi kalau kita nggak bersatu yang kita akan hancur Menurut saya intoleran itu adalah tidak menerima perbedaan jelas sesama anak bangsa kita harus bersatu kita tahu dari awal dari hal yang terkecil” ujarnya
Romo Yohanes selaku dewan Paroki harian Gereja Katolik Salib Suci Cilincing, mengajak dan berpesan bagi ummat Katholik dan ummat lainnya untuk bersatu melawan intoleransi demi persatuan dan kemajuan Indonesia.
“Kita ambil dari Injil Yohanes juga yang mana Yesus selalu guru kami tapi kami juga mengajarkan supaya kita bersatu satu sama lain sama seperti Yesus dan Bapa adalah satu dan Yesus pun berdoa bukan untuk kelompoknya saja tapi berdoa buat seluruh umat manusia jadi mari kita terus bersatu untuk Indonesia yang lebih baik Indonesia yang lebih maju, kita lawan intoleransi dengan kesatuan bangsa satu sama lain” ajaknya
Senada dengan para tokoh agama lainnya, Biksu Dutawimukti, dari Wihara Lalita Vistara juga berpesan untuk menjaga persatuan dan bersama-sama melawan intoleransi dan radikalisme.
“Kita hidup di Indonesia ini adalah Pancasila sebagai ideologi bangsa kita kita di Indonesia hidup itu perbedaan itu akan menjadi indah apabila kita saling bertoleransi jadi nggak ada lagi perpecah belahan, sama halnya dengan jari kita, ada kelingking ada ibu jari dan jari telunjuk dan lainnya itulah yang akan membuat keindahan dan persatuan, kita sebagai masyarakat Indonesia harus bersatu, bersama kita lawan radikalisme dan terorisme maka kita akan menjadi bangsa yang maju bangsa yang kuat” ujarnya.
Ketua Rumah Doa Nusantara (RDN), Brian, menyampaikan bahwa Indonesia adalah bangsa yang besar, Indonesia adalah bangsa yang kaya, di Indonesia berbeda-beda tetapi luar biasa dan karena rahmat Tuhan jua sehingga Indonesia dapat bersatu
Kegiatan ini juga diisi dengan doa bersama dan mengheningkan cipta sebagai ungkapan belasungkawa atas musibah letusan Gunung Tangkuban Perahu di Jawa Barat dan Deklarasi Pancasila sebagai jati diri bangsa.(red/ymn)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *